JAPANESE SPARROWHAK
Accipiter gularis Temminck and Schlegel, 1844
Subspecies dan DIstirbusi
Di dunia diketahui ada 3 subspesies untuk jenis ini.
Accipiter gularis Temminck and Schlegel, 1844
Subspecies dan DIstirbusi
Di dunia diketahui ada 3 subspesies untuk jenis ini.
- A. g. sibiricus Stepanyan, 1959 – Mongolia hingga ke Rusia, Okhotsk. kemungkinan bermigrasi ke Asia Tenggara hingga ke Sunda Besar.
- A. g. gularis (Temminck & Schlegel, 1844) – Rusia hingga Siberia Timur, Sakhalin, Korea, Timur Laut Cina dan Jepang. Bermigrasi ke Cina bagian Selatan dan Tenggara, Filipina, Indonesia [ di indonesia tersebar hampir diseluruh Kepeulauan di Indonesia ], dan Timor Leste.
- A. g. iwasakii Mishima, 1962 – Kepulauan Ryukyu.
Deskrpisi
Burung pemangsa migran berukuran kecil 23 - 30 centimeter. Lebih kecil dari Elangalap Cina, mirip Elangalap Besra, cepat dan gesit. Jantan dewasa: tubuh bagian atas abu-abu, ekor abu-abu dengan beberapa garis melintang gelap, dada dan perut merah karat pucak dengan strip hitam sangat tipis di tengah dagu, setrip kumis tidak jelas. Dengan pola ekor persegi dengan lekukan di tengah ( Square cut and central notch). Betina: tubuh bagian atas coklat (bukan abu-abu), bagian bawah tanpa warna karat, bergaris-garis coklat melintang rapat. Dengan pola ekor Persegi (Square cut), namun berbeda ketika teramati dalam posisi soaring. Kadang terlihat membulat. Remaja: Dada lebih banyak coretan daripada garis-garis melintang dan lebih merah karat. Iris kuning sampai merah, paruh biru abu-abu dengan ujung hitam, sera dan khaki kuning-hijau.
Burung pemangsa migran berukuran kecil 23 - 30 centimeter. Lebih kecil dari Elangalap Cina, mirip Elangalap Besra, cepat dan gesit. Jantan dewasa: tubuh bagian atas abu-abu, ekor abu-abu dengan beberapa garis melintang gelap, dada dan perut merah karat pucak dengan strip hitam sangat tipis di tengah dagu, setrip kumis tidak jelas. Dengan pola ekor persegi dengan lekukan di tengah ( Square cut and central notch). Betina: tubuh bagian atas coklat (bukan abu-abu), bagian bawah tanpa warna karat, bergaris-garis coklat melintang rapat. Dengan pola ekor Persegi (Square cut), namun berbeda ketika teramati dalam posisi soaring. Kadang terlihat membulat. Remaja: Dada lebih banyak coretan daripada garis-garis melintang dan lebih merah karat. Iris kuning sampai merah, paruh biru abu-abu dengan ujung hitam, sera dan khaki kuning-hijau.
Suara
Suara pekikan "kee-bick" "kew-kew" dan terkadang melengking "kik-kik-kik"
Habitat
Berburu dipinggiran hutan, di atas hutan sekunder, dan daerah terbuka. Berburu dari tenggeran di pohon, tetapi kadang-kadang terbang berputarputar mengamati di bawahnya denga cara terbang ”kepak-kepak-luncur” yang khas.
Berbiak
Musim berbiak di Jepang umumnya pada bulan Juni- Agustus. Sarang berukuran kecil terdiri dari ranting- ranting kecil yang ditumpuk, disusun bersama dengan kulit kayu dan dialasi dengan dedaunan hijau. Ketinggian sarang mulai dari 10 - 25 meter dari permukaan tanah. Jenis ini sering bersarang di area pemukiman. Jumlah telur 2 - 5 butir telur dengan masa pengeraman 26-29 hari. Anakan elang keluar dari sarang pada umur sekitar 25-30 hari.
Suara pekikan "kee-bick" "kew-kew" dan terkadang melengking "kik-kik-kik"
Habitat
Berburu dipinggiran hutan, di atas hutan sekunder, dan daerah terbuka. Berburu dari tenggeran di pohon, tetapi kadang-kadang terbang berputarputar mengamati di bawahnya denga cara terbang ”kepak-kepak-luncur” yang khas.
Berbiak
Musim berbiak di Jepang umumnya pada bulan Juni- Agustus. Sarang berukuran kecil terdiri dari ranting- ranting kecil yang ditumpuk, disusun bersama dengan kulit kayu dan dialasi dengan dedaunan hijau. Ketinggian sarang mulai dari 10 - 25 meter dari permukaan tanah. Jenis ini sering bersarang di area pemukiman. Jumlah telur 2 - 5 butir telur dengan masa pengeraman 26-29 hari. Anakan elang keluar dari sarang pada umur sekitar 25-30 hari.
Makanan
Makanan berukuran kecil sampai ukuran sedang. Makanan utamanya adalah burung-burung passerine, serangga dan mamalia kecil.
Kebiasaan dan Status Migrasi
Pengunjung pada musim dingin September-November dalam jumlah besar. Mengunjungi daerah terbuka seperti savana untuk beberburu burung kecil dan serangga.
Melakukan migrasi pada musim dingin selama bulan September sampai Nopember dan Kembali bulan Maret hingga Mei.
Di jawa, lokasi pengamatan migrasi di jawa barat adalah Puncak, Bogor, Gunung Tangkuban Perahu, Papandayan, Cibodas, Halimun Salak. Kemudian ke timur melewati Merapi, Semarang.
Status Keterancaman dan Perlindungan
Secara umum mengenai populasi dan status konservasinya tidak banyak diketahui. Perburuan pada musim migrasi menjadi ancaman terhadap konservasi raptor migran di Indonesia.
Dilindungi Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Hayati dan Ekosistemnya, PP 7 tahun 1999. Masuk kedalam kategori Least Concern (IUCN 2011) Appendix II CITES.
Sumber bacaan:
Makanan berukuran kecil sampai ukuran sedang. Makanan utamanya adalah burung-burung passerine, serangga dan mamalia kecil.
Kebiasaan dan Status Migrasi
Pengunjung pada musim dingin September-November dalam jumlah besar. Mengunjungi daerah terbuka seperti savana untuk beberburu burung kecil dan serangga.
Melakukan migrasi pada musim dingin selama bulan September sampai Nopember dan Kembali bulan Maret hingga Mei.
Di jawa, lokasi pengamatan migrasi di jawa barat adalah Puncak, Bogor, Gunung Tangkuban Perahu, Papandayan, Cibodas, Halimun Salak. Kemudian ke timur melewati Merapi, Semarang.
Status Keterancaman dan Perlindungan
Secara umum mengenai populasi dan status konservasinya tidak banyak diketahui. Perburuan pada musim migrasi menjadi ancaman terhadap konservasi raptor migran di Indonesia.
Dilindungi Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Hayati dan Ekosistemnya, PP 7 tahun 1999. Masuk kedalam kategori Least Concern (IUCN 2011) Appendix II CITES.
Sumber bacaan:
- Ferguson-Lees, J., and D.A. Christie. 2001. Raptors of the world. Houghton Mifflin, Boston, MA.
- Purwanto, A.A., F.D.N. Aji.., R. Hindriatni., A. Sukistyanawati., H. Cahyono., dan D. Sasmita. 2013. Panduan Lapang Burung Pemangsa di Kawasan Konservasi Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Timur. Balai Besar KSDA Jawa Timur. Surabaya.
- Yamazaki, T., Nitani, Y., Murate, T,. Lim, K.C., Kasorndorbua, C., Rakhman, Z., Supriatna, A., and Gomboaatar, S. 2012. Field Guide to Raptor of Asia, Vol. 1, Migratory Raptors of Oriental Asia. Asian Raptor Research and Conservation Network, Japan. 119 Pp.
- Prawiradilaga, D.M., T. Murate, A. Muzakir, T. Inoue, Kuswandono, A.A. Supriatna, D. Ekawati, M. Y. Afianto, Hapsoro, T. Ozawa, dan N. Sakaguchi. (2003). Panduan Survey Lapangan dan Pemantauan Burung – burung Pemangsa. Biodiversity Conservation Project – JICA, Bogor
Semua foto oleh Asman Adi Purwanto