Saat ini ketersediaan dan kualitas data keanekaragaman hayati masih belum menggembirakan, sedangkan tekanan terhadap keanekaragaman hayati di Indonesia tidak menunjukkan titik surut. Padahal pengelolaan keanekaragaman hayati memerlukan berbagai data yang baik. Untuk memperbaiki kondisi tersebut, khususnya untuk konservasi burung, pada tahun 2015 telah diselenggarakan Konferensi Nasional Ekologi dan Konservasi di Indonesia, di Bogor. Sedikitnya 300 orang hadir pada konferensi tersebut yang terbagi dalam enam pembicara sesi umum dari para peneliti senior dan 75 judul makalah dipresentasikan secara paralel dalam sesi simposium.
Jenis raptor di Kalimantan kini bertambah dari duapuluh sembilan jenis menjadi tigapuluh jenis. Temuan Elang Buteo (Buteo japonicus) di Perendaman, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat merupakan catatan pertama untuk wilayah Kalimantan. Elang buteo merupakan jenis migrant yang jarang bermigrasi hingga ke indonesia.
Asman Adi Purwanto, Hendry Pramono dan Abdurahman Al Qadrie menemukan jenis tersebut pada saat sedang melakukan survey raptor di kabupaten ketapang. Raptor Indonesia mendapat dukungan dari The Asian Raptor Research Raptor and Conservation Network (ARRCN) yakni jaringan peneliti raptor di asia untuk melakukan survey raptor di wilayah paling barat di kepulauan kalimantan. Menurut Asman, elang buteo terpantau hanya sendirian. Terbang berputar dengan ketinggian yang tidak begitu tinggi sehingga masih bisa dikenali. “ Awalnya kami tidak berpikiran kalau itu elang buteo, tapi ketika kami teliti lagi ternyata itu adalah elang yang catatan perjumpaannya sangat sedikit”. Kata Asman. Di Indonesia, selama ini catatan elang buteo hanya sampai ke Pulau Jawa. Vincent Nijman, seorang peneliti dari Belanda dalam publikasinya menyebutkan beberapa catatan dari wilayah puncak dan Dieng di Jawa Tengah. Sedangkan untuk garis wilayah Borneo Catatan jenis ini di Borneo pertama kali di Brunei Darussalam oleh C.F. Mann pada tahun 1987 dan setelahnya tidak pernah tercatat kembali. Elang buteo berkembang biak di timur Siberia, Utara Mongolia hingga ke Manchuria, Jepang dan wilayah tenggara Kuriles. Bermigrasi ke Cina bagian tenggara, India, Asia Tenggara hingga ke Jawa. Temuan di Perendaman menurut Asman merupakan individu yang hendak kembali bermigrasi dari kalimantan ke habitat aslinya yakni di benua bagian utara. [rain] Sumber: Purwanto, A.A., H. Pramono and A.A. Qadrie (2015) First Record of Eastern Buzzard Buteo japonicus for Kalimantan, Indonesia. Kukila 18(2):60-61. Download [pdf 248kb] |